Wednesday, June 24, 2020

Aku dan Mereka


(pict. source : jurusanku.com)

Apa yang kau rasakan saat kau merasa dirimu terlalu berbeda dengan orang lain? Seolah kau makhluk paling aneh di muka bumi ini.

Apa yang akan kau lakukan saat mereka melakukan sesuatu yang tak sesuai standarmu? Kemudian kamu merasa geregetan dan kadang kesal sendiri. Ih kok gitu sih.

Apa kau sering menemukan dirimu membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain? Lalu kau merasa minder atau sebaliknya bergumam dalam hati "gini doang"?

Dan apakah kau pernah, berekspektasi liar biasa kemudian menemukan yang kau ekspektasikan diluar ekspektasimu? Sehingga kau bertanya-tanya, loh kok gini ga gitu. 

Ah benar kata orang, jangan letakkan standarmu pada orang lain. Pun sebaliknya jangan letakkan standar orang lain pada standarmu. Tak akan pernah nyambung.

Rupanya benar kata orang bijak. Banggalah menjadi dirimu sendiri. Apa adanya dirimu. Jangan bandingkan dengan orang lain. Tak akan pernah sebanding.

Tak apa jika dirimu berbeda. Tak apa jika standarmu berbeda. Tak apa jika maumu lebih "tinggi". Tak apa pula saat inginmu lebih "rendah".

Aku dan mereka. Jika terus menerus membandingkan kenapa aku begini mereka begitu. Jika terus bertanya apa standarku berlebihan sedangkan mereka seolah seragam menentukan standar. Jika terus berekpektasi pada manusia-manusia. Berhenti.

Ya berhenti. Mengenal kata menjadi diri sendiri. Mengenal kalimat standarmu bukan standar orang lain. Sangat mudah kedengarannya. Tapi acap kali dilanggar diri sendiri.

Standar tinggimu bisa jadi bagi orang lain standarmu terlalu rendah. Standar rendahmu belum tentu standar rendah pula bagi orang lain. Berhenti membandingkan. 

Kamu punya style sendiri. Mereka pun begitu. Kamu punya standar sendiri. Meraka juga sama. Kamu punya gaya sendiri. Mereka juga punya gayanya sendiri.

Kamu merasa berbeda? Yasudah. Itu dirimu. Tinggal berkaca. Mana yang salah. Mana yang harus diperbaiki. Mana yang harus dipertahankan. 

Kamu sendiri berbeda? Yasudah. Kamu hanya punya style yang tak sama dengan kebanyakan. Kamu hanya punya standar yang tak serupa dengan yang lain.

Bukankah kamu pernah belajar sains. Sebuah teori yang sangat masyhur. Milik orang yang terlalu berbeda dengan kebanyakan. Robert Einstein. Ingatlah! Semua itu hanya relativitas.

Standarmu. Prinsipmu. Gayamu. Baik buruk karyamu. Semua hanya relativitas.

Bukankah jika dunia ini seragam segalanya menjadi tak seru lagi. Kamu sama dengannya. Gayamu sama dengannya. Prinsipmu sama dengannya. Semua sama dengannya. Dengan mereka.

Bukankah akan menjenuhkan jika semua orang memiliki pemikiran yang sama. Memiliki ekspektasi yang sama. Memiliki ukuran yang sama. 

Mahatma Gandhi. Pemimpin yang berbeda dari pemimpin kebanyakan. Barack Obama. Presiden Amerika paling berbeda dari presiden Amerika lainnya. 

Sheila on 7. Genre bandnya paling berbeda di masa awal debutnya. Dewa 19. Lirik-lirik lagunya paling berbeda dari lirik-lirik lagu bertema serupa. 

Setiap orang punya uniknya sendiri. Setiap orang punya khasnya sendiri. Hanya saja mau mengembangkan unik dan khasnya tidak. Atau malah berusaha serupa. Tentu tak nyaman.

Sudahlah. Teori kebedaanmu sudah banyak. Berapa banyak yang sudah kau terapkan. Terima saja kau dan mereka berbeda. Terima saja kau dan mereka punya cara yang tak sama. 

Wahai kamu yang adalah aku. Tak apa menjadi berbeda. Tegaklah. Tak apa memiliki standar yang berbeda. Konsistenlah. Tak apa menjadi dirimu yang apa adanya. Bahagialah.



Jogja, 24 Juni 2020
~dhe

No comments:

Post a Comment