Skenario Jaring Kehidupan



Semua mempunyai jalannya masing-masing. Baik itu apa yang akan kita lakukan, baik itu apa yang kita rencanakan, baik itu nasib kita, apapun itu. Semua telah mempunyai jalannya masing-masing. Apabila kita memutuskan sesuatu, saat itu juga telah diputuskan apa yang akan terjadi. Apabila kita memutuskan sesuatu yang lain, seketika itu pula telah diputuskan apa yang akan terjadi.
Kita manusia memang hanyalah pelaku dalam drama kehidupan yangskenarionya telah dituliskan. Skenario dalam berbagai versi, kita yang menentukan alurnya. Kita yang menentukan ke arah mana cerita hidup kita akan dibawa. Seperti yang kukatakan tadi, ketika kita memutuskan A maka sebuah alur telah terangkai ke depan dan kita tidak tau seperti apa itu. Lain halnya ketika kita memutuskan B maka alur yang lain yang akan kita jalani kemudian dan tetap kita tidak tau seperti apa itu. 

Apa yang kita lakukan sudah tentu mengakibatkan sesuatu dalam kehidupan kita dan sekeliling kita. Kehidupan semesta ini merupakan sebuah skenario drama yang kompleks dan rumit dengan jutaan pemain yang semuanya dapat memutuskan alurnya sendiri akan tetapi tetap selalu terhubung antara satu dengan yang lainnya. Apa yang di lakukan si fulan tentu akan berimbas ke jutaan fulan yang lain, semuanya begitu. Kehidupan ini memang adalah sebuah hubungan yang sederhana yang dikemas dalam suatu skenario yang rumit. Skenario yang tidak akan pernah terbayang oleh seorang yang menggunakan secara penuh kapasitas otaknya. Kehidupan ini memang sebuah hubungan yang sederhana, sebuah hubungan sebab akibat. Sederhana hanya sebuah hubungan sebab akibat. Hubungan-hubungan lain yang dikenal dalam skenario kehidupan ini hanyalah efek dari hubungan sebab-akibat tadi. Sekali lagi sebab-akibat.

Seperti kata lagu, dunia ini panggung sandiwara dan kitalah pemainnya. Pemain yang dapat menentukan nasibnya sendiri. Semua orang bebas menentukan nasibnya sendiri, dengan kata kunci tadi sebab-akibat. Apa yang kita lakukan adalah sebab, dan akibatnya bukan hanya kepada pelaku saja yaitu kita yang melakukan akan tetapi lingkungan kita, orang-orang sekitar kita, orang-orang yang menyayangi kita, orang-orang yang membenci kita, orang yang dekat dengan kita, orang yang jauh dengan kita bahkan amat sangat mungkin sesuatu termasuk orang yang tidak kita sangka karena kita tidak ada hubungan sama sekali. Kita tidak akan pernah bisa menebak apa yang akan terjadi, tidak akan bisa menebak masa depan. Jangankan tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok,, sedetik yang akan datang pun kita tidak dapat menebaknya, sepersejuta detik kedepannya pun kita tidak akan pernah tahu. 

Waktu yang akan menjawab semua, menjawab akibat atas apa yang telah kita lakukan, menjawab akibat atas apa yang telah kita putuskan. Bahkan menjawab apa yang belum kita lakukan, menjawab apa yang kita rencanakan. Dalam hidup selalu ada prioritas, sesuatu yang membuat waktu menjadi tepat. Ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, dan waktu selalu tidak mengizinkan untuk melakukannya mungkin kita harus meninjau ulang apakah bijak kita melakukan apa yang kita rencanakan. Tidak ada salahnya mengumpulkan data mengumpulkan bukti untuk memperkuat apakah ita harus melakukan rencana kita ataukah mengurungkannya. Waktu tidak tepat bukan selalu menjadi sebuah alasan, karena kita harus dapat mempertanggungjawabkan mengapa kita melakukan atau menunda atau membatalkan rencana kita. Dan atas apa yang kita putuskan, apapun itu tentu sudah ada skenario dibelakangnya yang kita tidak pernah tahu. 

Aku membayangkan kehidupan ini, skenario kehidupan ini bagai sebuah jaring laba-laba yang sangat besar dimana semua pelakunya terhubung dengan sangat rumit oleh hubungan tali yang yang sangat sederhana tali sebab-akibat. Itulah mungkin mengapa Alloh menciptakan hati dan otak agar keduanya bersinergi dan bekerjasama untuk menentukan alur hidup agar tidak masuk ke dalam alur yang benar sesuai dengan rambu-rambu yang telah diberikan. 


Hanyalah sebuah perenungan atas kegundahan.. Kebenarannya? Hanya Yang menciptakan jaring kehidupan ini yang tau.

Share:

2 komentar