Awaaaaas Maliing!!!

Pagi itu saya terbangun dari tidur saya,, setelah sholat shubuh saya langsung beberes kamar karena entah kenapa saya merasa sangat yakin saya harus pulang. Memang sudah lama sekali sya tidak pulang ke rumah. Entah mengapa saya sangat yakin untuk pulang hari itu juga. Biasanya saya ragu-ragu untuk pulang dan akhirnya memutuskan untuk tidak pulang.
Dan entah mengapa saya pun dengan sangat yakinnya untuk menggunakan bus malam, tidak menggnakan kereta yang selama ini saya gunakan untuk mudik. Walaupun sebenarnya saya tetap berusaha untuk menyakan ke salah satu minimarket yang melayani jasa pemesanan tiket kereta apakah tiket hari itu masih. Dan ternyata memang harus ke stasiun langsung kalo memesan pada hari H keberangkatan, saya juga baru tau. Nah, akhirnya saya pergi ke terminal induk untuk membeli tiket bus malam yang berangkat pada malam itu juga.

Seperti biasa kalo pulang saya tidak pernah membawa apapun kecuali sebuah ransel berisi laptop, kamera pocket dan dompet serta sikat gigi. Bukan musim lebaran maupun liburan ternyata seperti yang saya duga, bus malam itu kosong, hanya berpenumpang sekitar 10 orang. Alhasil saya duduk sendiri di deretan kursi ke empat. Saya sempat memperhatikan lampu tidur yang dipasang di dalam bus tersebut. Agak redup. Aaah saya tidak ambil pusing dengan itu,, fikiran saya terfokus kalo saya akan segera sampai di rumah besok subuh. Bahkan para pedagang yang hilir mudik menawarkan dagangannya saya abaikan, hanya pedagang tahu dan lontong yang saya hiraukan karena perut saya lapar. Tidak terlalu banyak yang saya makan karena nanti juga para penumpang akan mendapatkan fasilitas makan malam dari perusahaan otobus yang saya tumpangi.

Saya santai saja hingga pemberhentian atau istirahat makan malam. Saya sempat memeriksa keberadaan laptop saya tanpa membuka ransel saya. Oke fine, aman. Saya dengan santai turun untuk makan dan kemudian kembali ke dalam bus setelah selesai. Baru ada satu orang yang kembali (atau entah tidak turun) dan dia tidur di bangku paling depan belakang supir. Saya kembali duduk dan kembali meraba ransel saya untuk memeriksa keberadaan barang-barang saya. Kembali saya memperhatikan lampu tidur di atas saya, terang sekali. Aneh saya pikir. Tapi saya tidak terlalu peduli. Saya melirik ke samping kiri tempat ransel saya tergeletak diatas bangku dan berpikir apakah sebaiknya saya dekap atau pangku atau saya letakkan disamping kanan saya dan saya jepit saja. Dan entah mengapa saya tidak memindahkan ransel tersebut, tidak seperti biasanya. Biasanya ransel selalu saya dekap atau saya jepit karena saya suka duduk didekat jendela. Ada sms masuk dan saya membalas, lanjuut smsan sama temeen saya.

Lewat tengah malam, 00 lebih beberapa menit saya memutuskan untuk tidur. Bangun-bangun udah di Kutoarjo,, lampu tidur diatas saya mati,, refleks saya meraba tas saya. Dan taraaaaaaaaaaaaaaa,, jeng jeng,, laptop saya raib. Untuk memastikan saya buka tu tas,, dan lemeeess laah sayaa.. Teringat kamera pocket yang juga saya bawa,, saya bongkar ransel saya dan taraaaaaaaaaaaaaa kamera pocket pun ikut menghilang.. Semakin lemeeesss.. Terduduk beberapa saat dengan perasaan yang datar, lalu saya memberanikan diri menyakan kepada kru bus tsb.. Sayang sekali sudah empat orang turun jadi ga bisa dilakukan penggeledahan.

Ternyata,, kejahatan khususnya kasus pencurian di dalam bus malam sudah sangat seriing terjadi. Dan tentunya bukan hanya saya yang menjadi korban. Ketika saya googling, kasus-kasus semacam ini sudah sangat marak. Modusnya salah satunya ya, menjadi penumpang. Layaknya penumpang yang lain si pelaku juga membeli tiket, cara pengambilan yaa bisa saja seperti yang saya alami, lampu tidur dibuat terang agar korban merasa "aman" kemudian ketika korban tertidur lampu tidur dibuat mati hingga tidurnya makin pulas dan nyaman dan pelaku leluasa melaksanakan hajatnya. Modus lain, untuk segera melenyapkan barang bukti pelaku bekerjasama dengan pelaku yang lain ketika di peristirahatan. Setiap bus malam pasti mempunyai tempat2 istirahat yang sudah pasti. Nah, itu yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan ini. Ketika pelaku 1 sudah mengambil barang yang diincar, maka ketika di tempat peristirahatan dia memberikan barang curian tersebut kepada temannya sehingga ketika digeledah tidak akan ada barang bukti, atau kedua pelaku bertukar yang tadinya naik jadi turun yang tadinya bukan "penumpang" jadi penumpang. Dan masih banyak lagi.

Hal ini menjadi PR tersendiri bagi para perusahaan otobus khususnya yang melayani perjalanan malam. Karena kejadian ini sering terjadi di hampir semua (atau malah semua ya) bus malam. Bagaimana pelayanan terhadap pelanggan-pelanggan pengguna jasanya yang setia yang sudah membayar mahal-mahal untuk perjalanan yang aman dan nyaman. Pekerjaan Rumah pula bagi kepolisian untuk mengusut sindikat (kalo memang ada sindikat) atau oknum-oknum pelaku pencurian di atas kendaraan umum ini. Ini bukan lagi sekedar copet tapi mbah mbah mbahnya copet kali yaa,, atau bukan copet biasa.. Hehe. Dan yang paling penting peringatan bagi kita2 pengguna jasa bus malam, harus lebih berhati-hati menjaga barang-barang yang kita bawa. Barang bawaan adalah tanggungjawab penumpang, kurang lebih intinya begitulah yang sering tertulis di bus-bus. Dan bagi para korban (seperti saya) kayanya harus introspeksi diri deh,, mungkin kurang sedekah atau bahkan mungkin kurang prihatin (kata ibu saya). Yaaa,, memang ada benarnya..

Terakhir saya hanya bisa berdo'a semoga barang tersebut bermanfaat bagi yang mengambilnya. Digunakan untuk tujuan yang baik, siapa tau memang anaknya lagi butuh biaya buat sekolah too. Semoga menjadi anak yang cerdas, pandai, berakhlak baik sehingga nanti bisa lebih baik dari pada pelaku, dapet kerja yang halal. Amiin.. Dan semoga saya dapat mengambil hikmahnya pula. Amiiinn..

Share:

0 komentar