JENGAH

Aaaaahh,, jengah dengan semua ini..
Jengah atas semua ketidakberdayaan ini..
Jengah dengan semua perasaan ini..
Setahun,, bukan waktu yang singkat..

Hanya untuk meratapi yang memang telah hilang dari awal..
Jengah atas semua ketidakberdayaan ini..
Jengah dengan semua perasaan ini..
Jengah atas semua ratapan dalam kebisuan ini..
Jengah membutakan mata ini, bila kenyataannya tetap saja melihat..
Jengah menulikan telinga ini, bila kenyataannya tetap saja mendengar..
Jengah mengeraskan perasaan ini, bila kenyataannya tetap merasa..
Jengah melihat dan mendengar apa yang tak ingin dilihat dan didengar..
Jengah merasa apa yang tak ingin dirasa..
Jengah harus menerima semua ini dalam diam..
Jengah harus selalu menulikan telinga dan membutakan mata..
Jengah harus terus menerus mengunci perasaan ini..
Jengah harus selalu berusaha menutup rapat pintu ini dan gagal lagi gagal lagi
Setahun bukanlah waktu yang sebentar
Sekali lagi, setahun bukanlah waktu yang sebentar..
Bukanlah waktu yang sebentar untuk memperbaiki hati ini..
Nyatanya ronanya masih sama seperti dahulu..
Lubangnya masih menganga..
Harapannya masih nyata..
Tapi yang harus disadari..
Sepuluh,, dua puluh tahun lagi,, aku tak mau masih merasakan ini untuk orang yang sama
Sepuluh,, dua puluh tahun lagi,, aku tak mau masih seperti ini demi orang yang sama
Sepuluh,, dua puluh tahun lagi,, aku tak mau masih terkungkung seperti ini
Dan yang harus disadari lagi
Tekun memperbaiki diri, belajar ikhlas menerima..
Belajar memaafkan diri sendiri..
Belajar tetap bersabar dan bersabar
Belajar untuk tetap berjuang dan berjuang
Belajar untuk tidak menyerah
Semua dilandaskan pada ajaran-Nya dan kebenaran
Keyakinan akan kebenaran

*Sebuah curahan dan perenungan diri kala hujan (lagi-lagi)
*Terkadang diam memang emas dalam beberapa situasi, kondisi dan masalah

Share:

0 komentar