Selamat Pagi Bu . . .

“Selamat Pagi Bu . . .”

“Pagi bu,...”
“Selamat pagi bu,...”
“Pagi bu cantik,...”
“Pagi bu manis,...”
“Pagi bu rawan,...”
“Ibu,...”
“Bunda,...”
“Bu dhevi,...”
“Bu aisyah,...”
“Bu dhevi, bu aisyah mana?”
“Bu aisyah, bu dhevi mana?”
Sapaan – sapaan itu yang hampir tiap hari kami dengar. Dari yang sekedar bilang ibu sampai ke yang sapaan candaan khusus untuk kami. Hampir tiap pagi, rumah kami selalu menjadi persinggahan siswa untuk sekedar menyapa, menanyakan tugas atau PR hingga menitipkan barang. Tidak selalu orang yang sama, tapi selalu saja ada yang bertandang untuk menyapa. Sapaan – sapaan khas mereka, bagiku memberikan energi tersendiri setiap pagi. Ketika kami tengah mempersiapkan pagi kami sebelum bergelut dengan hari ini, ada saja anak yang menyapa ramah atau bercanda khas mereka masing-masing.
Mereka adalah energizerku di pagi hari. Melihat mereka berlarian dengan semangat khas anak SMA. Bercanda, bergandengan dengan teman-temannya. Menyapa dengan senyum lebar di bibir. Berlarian, berebut ingin mengucap salam dan berjabat tangan dengan gurunya. Berebut mencium tangan, berebut memeluk bundanya, saling iri ketika tidak mendapat yang duluan berjabat tangan, pura-pura ngambeknya ketika merasa diabaikan sapaannya, sapaan-sapaan khasnya, candaan khasnya. Semuanya memberikan energi tersendiri setiap paginya. Protesnya ketika melihatku muram, senyuman sumringahnya ketika senyum terkembang di wajahku, godaan khasnya, memberikan warna tersendiri.

Description: C:\Users\user\Documents\Bluetooth Folder\IMG_20141020_092551.jpg
Mereka selalu berebut bersalaman dan menyapa
Empat dari satu kelas yang memanggilku bunda, senyum mereka selalu sumringah
(doc. pribadi)

Walaupun nyebelinnya pun minta ampun, bandelnya minta ampun, cecornya (gayo = cerewet) minta ampun, kiruhnya (gayo = berisik) minta ampun, tapi kalau sudah kena sapaan mereka yang tulus dan sumringah, sambil bercanda yang kadang berlebihan, hilang sudah jengkel di hati yang ada tertawa dan tertawa. Aah, sekeras apapun hidup mereka, mereka tetaplah anak-anak SMA, remaja – remaja dengan berbagai gejolaknya.

Lihatlah wajah serius orang-orang jahil ini ketika mood belajarnya datang
Suatu keadaan yang jarang terjadi
(doc. pribadi)

Sapaan tulus, jabat tangan tulus dan pelukan tulus sungguh memberikan energi positif bagi para pelakunya. Pikiran yang ruwet, ketika mendapatkan sapaan sumringah, jabatan yang erat, dan pelukan hangat mendadak akan cerah dan lega. Entah kemana hilangnya keruwetan tadi. Benar juga kata ahli, orang tua dianjurkan untuk melepas anaknya pagi-pagi dengan salam hangat, sapaan tulus serta ciuman dan pelukan dari orang tuanya. Ternyata semua itu dapat memberikan energi positif, baik untuk anaknya maupun untuk orang tua itu sendiri. Simpel ternyata memberikan energi positif. Dengan sapaan, jabatan tangan bersahabat dan pelukan hangat, keberadaan seseorang menjadi terakui.

Aksi mereka di depan kamera
Mereka – mereka ini kalau sudah kumat jahilnya bisa mati ketawa kita dibuatnya
Kalau sudah kumat bandelnya bisa mati berdiri kita dibuatnya
(doc. pribadi)

Aaah suatu saat, aku akan merindukan sapaan-sapaan mereka, tingkah mereka, canda mereka, godaan jahil mereka, dan senyum sumringah mereka. Mungkin suatu saat itu, aku sudah berada jauh dari sini, bersama anak-anak lain yang tingkahnya pasti unik-unik juga. Merekapun, pasti sudah mempunyai kehidupan sendiri. Tapi catatan kami tak akan pernah hilang walau harus berdebu dan usang.


26 November 2014
What make me enjoyed this profession
This night, smile, smile and smile


Tanoh Gayo~

Share:

0 komentar