Ibu jangan pulang

"Pagi bu, " sapa salah seorang remaja putri berbaju sma kepada Ratika.

"Pagi sayang,.." balas Ratika
Ya memang, pagi ini di sekolah tempat Ratika mengajar selama hampir setahun ini Ratika dikerumuni anak muridnya seperti biasa. Namun, beberapa hari ini, tampak muka-muka sedih secara tersirat mulai terlihat halus di muka-muka para anak murid dan tentu saja Ratika. 
Ratika datang ke sekolah ini hampir setahun lalu, mengikuti sebuah program untuk para fresh graduate untuk mengajar di tempat terpencil seperti sekolahnya sekarang.
Selama Ratika mengajar disekolah ini, setiap pagi ketika ia datang ke sekolah selalu mendapatkan sapaan hangat dari murid-muridnya. 
"Bu, ibu kapan pulang? Bu janganlah pulang, disini aja ibu tinggal dan cari suami, ga usah pulang lagi ke jawa." kata Rina salah seorang muridnya.
"Kalau ibu pulang siapa yang akan mengajar kami lagi bu? Sekolah kami kembali seperti dulu lagi dong bu, jarang belajar." tambah Yulia muridnya yang lain.
Sedih hati Ratika mendengar celoteh anak anaknya. Sesungguhnya tentu dia pun tak mau meninggalkan mereka. Namun, apa mau dikata program yang diikutinya mengharuskan seperti itu.
" Anakku memang begini lah ujung setahun ibu disini, namun kalian tetapmakan selalu dalam hati dan jiwa ibu meski ibu harus pulang ke jawa" jawab Ratika sok tegar.
"Ibu juga akan selalu di hati dan jiwa kami".

 Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Share:

0 komentar