Pulanglah



Kebahagiaan, Canda, Tawa..
Kesedihan, Pedih, Tangis, Air Mata..
Kebimbangan, Keraguan, Ketidakpercayaan..
Kekuatan, Kekompakan, Kekeluargaan..
Simpati, Empati, Ego..


Semua bercampur dengan takaran yang begitu pas. Dapat kutemukan dalam suatu tempat dan dalam suatu waktu yang bersamaan. Dari tidak kenal menjadi teman hingga kini menjadi keluarga. Dari tekanaan dan tangisan perjuangan menjadi tawa dan tangisan bahagia bersama untuk melanjutkan sebuah perjuangan yang sebenarnya. Dari ego berbagai macam manusia menjadi gelora cinta yang satu dalam manisnya rasa kekeluargaan. Dari adanya tembok beton tebal dan tinggi hingga hancur perlahan dan tak ada penghalang kini. Semua tangis, jerit dan pekik perjuangan sendiri menjadi tangis, pekik dan perjuangan bersama. Dari ketunaan wisma hingga akhirnya punya rumah yang penuh cinta dan kasih saying. Walaupun telah kemana-mana pergi, akhirnya kembali ke rumah pula. Ke tempat keluarga berada berkumpul, berbagi cerita dan berbagi segalanya. Dan pada akhirnya kita sangat sulit bahkan tidak bisa meninggalkan rumah kita. KSR.
Mungkin semua kepahitan yang berubah manis itu,, kau rasakan tak pernah ada atau pernah kau rasakan ada tapi kini tak ada bekasnya,, atau kau rasakan pernah ada dan tinggal puing-puingnya saja. Percayalah,, semua itu selalu ada. Tidak,, semua itu tidak runtuh, semua itu tidak hancur, semua itu masih ada. Semua itu masih ada. Semua itu hanya tertidur dalam hati kita masing-masing. Yang harus membangunkannya, ya kita sendiri. Ralat—kita bersama. Semua itu masih ada. Semua itu tidak hilang. Semua itu tidak hancur. Kitalah yang menidurkannya. Kitalah yang memandangnya tidak ada. Saatnya kita bangunkan kembali. Saatnya kita bangunkan kembali. Saatnya kita bangunkan kembali. Kekecewaan, ketidakpuasan, ketidaknyamanan, mungkin hanyalah buah dari kebosanan kita dalam membangun rasa nyaman dalam diri kita. Bukankah kenyamanan itu bukan terletak pada dia atau mereka, bukankah kenyamanan itu bukan terletak dalam suatu keadaan. Bukankah kenyamanan itu ada dalam diri kita, kita sendiri yang membuat nyaman diri kita. Orang lain tidak akan bisa membuat diri kita nyaman tanpa kita tidak mau menyamankan diri kita sendiri. Kekecewaan,, apakah itu sebuah hasil dari ketidakpuasan? Apakah saya berhak kecewa sedangkan diri saya sendiri mungkin salah satu penyebab ketidakpuasan yang menghasilkan kekecewaan itu? Entahlah, apapun itu aku yakin keluarga itu masih ada. Rumah ini membutuhkan anggotanya. Rumah ini membutuhkan anggotanya untuk pulang setelah merantau sekian lama. Rumah ini membutuhkan anggotanya. Rumah ini membutuhkan anggotanya untuk bersama-sama merawatnya. Pulanglah. Pulanglah. Pulanglah. Pintu ini selalu terbuka lebar. Pulanglah, saudaramu membutuhkanmu. Pulanglah. Pulanglah dari perantauanmu, obati kecewamu dan pulanglah. Pulangah. 

09.023.073 KP


Share:

2 komentar