Malam dan Siang Suatu Kesatuan Yang Indah
source : gsearch
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha mengetahui segala isi hati” (Q.S. Al-Hadid : 6)
Firman Alloh dalam Al-Quran tersebut menjelaskan secara
gamblang bahwa malam dan siang adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Aku baru mengetahui makna akan ayat tersebut sungguh dalam setelah mengikuti
kajian di DT malam ini. Bodohnya aku selama ini.
Malam dan siang satu kesatuan indah tak terpisahkan, maksudnya
adalah ketika kita menjalani siang kita di dalamnya ada malam begitu pula
malam, ketika kita menjalani malam kita di dalamnya ada siang. Ketika
manusia-manusia jaman sekarang termasuk aku, mengkhawatirkan ketika mereka
kurang tidur pada malam harinya maka siangnya mereka tidak akan dapat bekerja
dengan baik. Oleh karena itu, manusia-manusia itu termasuk juga aku mengabaikan
amalan-amalan malam terutama bila harus bekerja pagi-pagi sekali. Malam-malam
tidak di hidupkan dengan ibadah dan tanpa disadari telah menuhankan tidur.
Padahal sejarah orang-orang sukses justru merekalah orang-orang yang kurang
tidur dalam arti tidak menuhankan tidur.
Sesuatu yang tak kusadari dulu, ketika aku masih rajin
menghidupkan malam-malamku dengan sholat malam yang walau memang terkadang
dengan terkantuk-kantuk dan hampir jatuh tertidur ketika sujud, siang harinya
aku sangat bersemangat menghadapi hariku. Jarang sekali perasaan malas
menghinggapi diri ini, untuk belajar, mengerjakan tugas, bahkan untuk sholat
dhuha pagi bersemangat mengerjakannya. Tanpa kusadari kulakukan semua dengan
ringan dan menikmati padahal dengan kualitas amalan malam yang tak bagus.
Paling tidak malam harinya aku melawan rasa malasku, melawan dinginnya air
malam, melawan kantukku, untuk menghidupkan malamku.
Dan sesuatu yang tak kusadari pula akhir-akhir ini, ketika
mulai mengurangi aktivitas malamku terutama aktivitas ibadah malamku padahal
aku terjaga sepanjang malam dengan alasan tugas dan deadline, atau malam-malam
dengan menuhankan tidur. Apa yang terjadi dengan siangku, rasa malas lebih
sering muncul, tidak bersemangat mengahadapi hari-hariku. Jangankan mengamalkan
sunah, yang wajib-wajib saja sering kali terlewat atau hanya sebagai syarat.
Pada malamnya akhirnya dapat ditebak, tentunya tak jauh berbeda dengan siang.
Sesuatu yang harus ditekankan disini, cambuk bagiku dan bagi
kita semua. Dengan menghidupkan malam maka siang akan hidup. Dengan
menghidupkan siang maka malam akan hidup. Dengan menghidupkan keduanya,
hiduplah hidup kita. Subhanalloh.
Masjid DT, selepas isya’
30 Oktober 2013
0 komentar