Bahagia Itu Sederhana

Jangan taruh standar bahagiamu pada orang lain
Buatlah standar bahagiamu sendiri

Bahagia itu sederhana. Ungkapan itu sudah sejak beberapa tahun belakangan ini menjadi primadona. Ah tapi benar sih, bahagia itu sederhana. Dari hal-hal sederhana kita bisa bahagia. 

Bahagia itu sederhana. Jika kita tidak menaruh standar tinggi untuk bahagia kita. Ah, bahkan dengan menaruh sedikit standar saja kita sudah mengurangi kadar bahagia kita. Harusnya kita sudah bahagia, karena belum sesuai standar jadi ga jad bahagia. 

Bahagia itu sederhana. Ya sederhana. Sesederhana minum kopi yang paduannya pas. Sesederhana tidak digigit nyamuk pas lagi musim nyamuk. Sesederhana lihat doi yang lagi sendiri #eh. 

Bahagiaku hari ini juga cukup sederhana. Mengikuti kelas belajar menulis gratis lewat WA grup tanpa ekspektasi apa-apa selain dapat ilmu nulis. Seperti aku biasanya, si manusia miskin ambisi. Aku hanya melakukannya dengan sungguh-sungguh, karna aku suka.

Bahagiaku sungguh sederhana. Gara-gara kelas menulis, aku jadi ngeblog tiap hari dan membuat rebahan unfaedahku berkurang. Di tulisan minggu lalu, aku bilang kalau aku setuju dengan ibu Kanjeng kalau nulis adalah terapi galau. Ternyata nulis bukan hanya terapi galau, tapi terapi segala kondisi. Buktinya pas aku lagi ga galau ternyata bisa juga nulis. Suasana hati pun jadi sangat baik.

Bahagiaku sederhana. Kubilang tadi, kelas menulis ini kuikuti dengan tanpa ekspektasi. Yang penting dapet ilmu dan dapat suntikan semangat. Namun, Tuhan Maha Baik. Diberinya aku kejutan.

Bahagiaku penyebabnya sederhana, tapi bahagianya luar biasa. Tengah malam setelah menyelesaikan tugas resume ku, aku membuka grup kelas menulis. Niatnya untuk klak klik link blog, aku mau baca keliling blog sebelum tidur. Seperti biasanya. 

Tak banyak percakapan di sana. Setelah naik beberapa pesan, terlihatlah pesan dari om Jay. Penerima hadiah kejutan dari penerbit Andi Yogyakarta. Baca ah. Saya baca satu persatu blog yang di link dalam unggahan itu. Saya berkomentar, kembali lagi ke blognya om Jay. Klik link berikutnya, baca lagi, komentar lagi. Begitu terus. Kata om Jay, rajin-rajin baca blog orang biar banyak masukan untuk otak kita. Rajin-rajin komentarin blog orang, agar kemampuan menulis kita terasah sedikit demi sedikit.

Sampailah di blog ke-6 atau ke-7, ku lupa. Eh kok, ada yang aneh di di link ke-8. Ternyata, itu link tulisanku di blog. Woho cengo dong, beneran nih? Klik duluan lah ya itu si nomer 8. Lah bener dong, muncul petrichor story. Rasanya mau jingkrak jingkrak tapi kok udh lewat tengah malem. 

Penyebabnya sederhana, tapi bahagiaku luar biasa.

Bahagia itu sederhana. Selain ikut kelas menulis ini, di Juni ini aku juga sedang ikut tantangan 30 hari berpuisi. Event yang diadakan oleh FLP Cabang Karanganyar melalui instagram. Tantanganya adalah menulis puisi setiap hari selama Juni sesuai dengan tema yang ditentukan. Salah satu syaratnya adalah tandai 5 orang teman di setiap unggahan.

Aku ikut event ini juga tanpa ekspektasi sih. Cuma biar terlatih nulis puisi pas lagi ga galau aja. Kalau lagi galau kan kaya yang gampang aja gitu bikin puisi.

Bahagiaku masih sederhana. Entah mengapa, malam itu aku terilham untuk menandai bang Tendi Murti founder KMO. Iseng aja. Tujuannya biar unggahan saya nampak di halaman profil beliau di bagian tandai, ku gatau apa namanya. Hahaha. 

Seperti layaknya aku yang biasanya. Ya tentu tanpa ekspektasi. Aku sering kok menandai orang-orang terkenal dalam unggahan instagramku. Ekspektasinya cuma biar nampang aja di bagian halaman tandaan orang, yang udah jelas pasti bakal terpampang. Masalah ada yang notice atau tidak biarin aja.

Tuhan kayanya emang bener-bener lagi baik sama aku. Dikasih-Nya aku banyak-banyak hal sederhana biar aku banyak bahagia. Kubuka lagi instagramku untuk mengunggah lagi puisi setoran hari ini. Bermunculanlah itu pemberitahuan. Kok tumben notifnya murudul. Aduh apa ya bahasa indonesianya murudul, banyak berturut-turut kali ya. Hahaha.

Dibagian agak atas atas gitu, ada pemberitahuan kalau unggahanku yang kutandai ke bang Tendi disukai oleh si bang Tendi. Demi apa dong, itu kesenengan mintak ampun. Padahal cuma di sukai unggahannya doang, bisa aja dia khilaf ye kan kepencet. Wkwkwk

Bahagia itu sederhana. Dua cerita hari ini tadi hanya dua dari penyebab sederhana bahagiaku hari ini. Selebihnya buanyaaaak. Kalau diceritain semua sampe subuh ga kelar kelar. 

Bahagia itu sederhana. Sesederhana dapat hadiah kejutan gara-gara nulis yang kalau mungkin bagi penulis lain ah sudah biasa. Bagiku tetap luar biasa. Kata om Jay, hadiah kejutannya untuk peserta yang beruntung. Yang mana mungkin itu dari undian cap cip cup. Itu sudah sangat cukup sekali bagiku untuk bahagia. Apalagi kalau berdasarkan kualitas tulisan, bisa bikin stok bahagia berminggu minggu ke depan kali ya. 

Bahagia itu sederhana. Sesederhana di like sama Tendi Murti. Sesederhana di like sama orang yang ga kita kenal. Itu cukup, sangat cukup bagiku untuk bahagia. 

Bahagia itu sederhana. 


Ini tautan blogku https://ratnadhevi.blogspot.com/2020/06/trik-menerbitkan-buku-dari-ptk.html?m=1 

Tulisan itu adalah resume untuk materi hari kedua di kelas menulis. Pematerinya ibu Hati dari Bandung. Ibu guru yang luar biasa keren. Di unggahan itu ada juga komentar ibu Hati dan om jay, jikalau temen-temen ingin terhubung dan membaca blog beliau. Ada komentar teman blogger yang lain juga. Tak kalah inspiratif. Klik namanya saja, nanti akan muncul beliau punya blog apa saja. Isinya keren-keren dan inspiratif tentu saja.

#salamliterasi

-dhe
Magelang, 7 Juni 2020

Share:

6 komentar

  1. Bahagianya...mbak Dhevi ..selamat y mbak ..🙏🏼🙏🏼

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih ibuk Fitri.
      Terimakasih juga sudah mampir

      Delete
  2. Hihihi baca ini aja aku mah uda ikut bahagia, Vi 😄🤗 selamat yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk, tu kan sederhana penyebabnya. Thanks lo taa.

      Delete