DEDI DWITAGAMA DAN DUNIANYA

(pict. source : uiaciels blog)

Dedi Dwitagama, guru matematika dengan segunung prestasi. Jika ingin menuliskan di halaman blog ini mengenai Dedi Dwitagama tentu satu halaman blog ini hanya akan terisi nama dan deretan panjang prestasinya.

Blogger yang sudah mulai ngeblog sejak permulaan era blog ini punya lebih dari satu blog aktif. Sudah lebih dari 4000 tulisannya wara wiri di dunia maya. Mulai dari blogger si pelopor blog hingga wordpress yang semakin mengikuti perkembangan IT. Mulai dari blog pribadi hingga blog keroyokan macam kompasiana. Mulai dari dunianya pendidikan hingga dunia fotografian.

Trainer berbagai macam bidang keilmuan yang masih eksis mentrainer hingga sekarang. Guru yang juga pernah menjadi kepala sekolah bahkan berprestasi. Guru matematika yang gemar menantang menulis anak didiknya. 

Darinya saya belajar. Bahwa setiap manusia berbeda. Ekspektasi pertama saya saat membaca biodatanya wah ini orang gila keren banget. Ekspektasi pertama saya saat mengetahui ribuan artikel karyanya adalah wah artikelnya pasti keren-keren. Mantap susunan bahasanya. Mulus EYD nya. 

Kemudian saya membaca artikel-artikelnya di blog wordpressnya. Woah ekspektasi saya tentang tulisannya hancur seketika. Tanpa kaidah EYD. Tanda baca entah kemana-mana. Bahasa jangan ditanya, tak baku. Tapi ekspektasi saya yang tak berubah, tulisannya keren-keren. Menginspirasi. Mengajak berpikir. 

Beberapa artikel yang saya baca dari blognya adalah artikel-artikel pendek. Tidak menghakimi saat mengomentari sesuatu. Memandang masalah dari berbagai sudut. Mengajak berpikir pembacanya. Membebaskan pembacanya memilih sendiri argumennya. Batin saya, pantas saja beliau menjadi trainer handal berbagai macam bidang.

Dari bapak-bapak humoris ini saya pun belajar. Harus berani berlari agar sejajar dengan perkembangan jaman yang terlalu cepat ini. Jangan pernah mau ketinggalan. Hari ini sedang jaman blog, ngeblog lah. Hari ini sedang jaman vlog, ngevlog lah. Hari ini sedang jaman podcast, ngepodcast lah. Dalam hati saya, pantas bapak ini panjang karir trainernya. Mengapa? Karena tak pernah mau ketinggalan.

Saya pernah mendengarkan podcast beliau. Waktu itu belum banyak materinya. Sekali duduk sudah habis saya dengarkan semua episodenya. Ada yang aneh? Ada, suaranya terlalu kecil. Saya harus menaikkan volume hingga pol. Menarik? Relatif. Bagi saya oke bagi yang lain belum tentu. Yang jelas saya menikmati. Suara pak Dedi empuk, cocok sekali sebagai penyiar podcast.

Apa poinnya? Beliau melakukan aja dulu. Ketika ada ide, lakukan saja dulu. Sama seperti prinsip beliau dalam menulis. Tulis aja dulu. Masalah mandek di tengah jalan ya simpan saja dulu. Kalau sudah selesai tayangkan saja langsung. Tak perlu edit edit. Masalah ada yang baca atau tidak. Selera orang.

Melihat kiprah pak Dedi ini saya jadi teringat Raditya Dika. Karakteristiknya mirip. Mengikuti perkembangan jaman. Menjadi diri sendiri. Humoris. Bahkan trial erornya pun mirip. Radit itu melakukan apa yang sudah dilakukan orang di luar negeri sana yang disini belum dilakukan. Masalah nanti akan boom atau tidak gimana nanti. Pak Dedi pun sama, lakukan aja dulu. Masalah nanti boom atau tidak gimana nanti.

Prinsip yang sama diterapkan Pak Dedy dalam kiprah traningnya. Kalau diminta ngetrainer, okein aja dulu. Masalah nanti ada fee atau tidaknya gimana nanti. Nanti juga dapat, kalau ga yang disini ya yang disana. Dari sini saya belajar lagi, bukan uang yang utama dikejar oleh beliau. Jika boleh saya berprasangka, sepertinya beliau ngajar, ngetraining, ngeblog, ngeyoutube, ngepodcast pun bukan uang tujuan utamanya. 

Kok resumenya kaya numpahin unek-unek gitu. Ya namanya juga nulis, nulis kan numpahin unek-unek. Unek-uneknya seperti apa kan bebas. 

Tapi ini malah kaya ngomentarin. Ya memang sedang ngomentarin. Namanya juga nulis. Boleh kok nulis argumen. Komentar kan argumen.

Tapi kan dimintanya resume. Lha ini apa namanya kalau bukan resume. Karena bagi saya resume kuliah adalah apa-apa yang saya dapat belajar dari pematerinya. Itu tadi dari awal sampai akhir semua pelajaran yang saya dapat hari ini. Semoga tak ada yang terlewat. Karena resume ini bakal dipelajari lagi nanti kalau pas lupa materi.


#salamhangat
#salamliterasi

Jogja, 24 Juni 2020
Ratna Dhevi F.


Biodata Pak Dedi
http://dedidwitagama.wordpress.com/about

Berikut Daftar Blog Pak Dedi

https://fotodedi.wordpress.com

https://dedidwitagama.wordpress.com

http://dwitagama.blogspot.com

http://trainerkita.wordpress.com

https://www.kompasiana.com/dwitagama

Laman Youtube dan Podcast
https://www.youtube.com/user/dwitagama

https://anchor.fm/dwitagama



Share:

15 komentar