PRAMUKA DI ERA COVID
Pramuka, ekstra kulikuler wajib yang tertuang dalam kurikulum sekolah. Pun begitu di SMK tempat saya bertemu dengan para penerus bangsa. Seperti laiknya Pramuka di gugus depan lain, menjelang kahir tahun pelajaran kami sudah merencanakan kemah pelantikan anggota ambalan. Survey lokasi perkemahan sudah dilakukan dan sudah mendapatkan tempat yang cocok. Anak-anak pengurus dewan ambalan pun sudah bersiap ditengah kesibukannya melaksanakan PKL. Anggaran dana sudah disiapkan. Bahkan pengurus dewan ambalan sudah memesan kaos lapangan baru untuk kegiatan ini.
Satu bulan sebelum pelaksanaan kemah bhakti yang kami rencanakan, Pramuka Sleman Yogyakarta berduka. Ratusan siswa SMP N 1 Turi hanyut saat melaksanakan kegiatan pramuka susur sungai. Dampaknya seperti yang ada di berita berita sangat sedih. Bahkan rekan guru yang bertindak sebagai pembina pun jadi tersangkut kasus. Kita semua bersimpati dengan hal tersebut. Tentu saja, rencana kegiatan kemah pramuka anak-anak sekolah kami pun sontak mendapat perhatian khusus dari para orang tua yang khawatir. Kami paham sekali, bahwa kegiatan kemah di luar sekolah harus kami alihkan.
Setelah pertimbangan ini itu dan menimbang himbauan kwartir cabang, kami memutuskan memindahkan kegiatan kemah di sekolah dengan penyesuaian-penyesuaian kegiatan. Memberikan pengertian kepada oran tua sejelas-jelasnya. Menyusun rencana kegiatan baru dan tentu rencana anggaran baru. Waktu sudah sangat sempit, harus terkejar semuanya. Rencananya, kami akan melaksanakan kegiatan tersebut setelah ujian nasional SMK yang selesai tanggal 19 Maret 2020.
Qadarullah di awal Maret, Indonesia mengkonfirmasi pasien covid pertamanya. Pertengahan Maret, covid sudah mulai menyebar ke berbagai wilayah Indonesia. Bahkan saat itu Solo dikabarkan lockdown. Berita masih sangat simpang siur kala itu. Dengan berita mengerikan yang sangat santer dan tidak tahu mana yang dapat dipercaya, pelaksanaan UNBK kami pun akhirnya melalui protokol ketat. Anak-anak kami wanti-wanti dengan sangat untuk disiplin dan mematuhi protokol.
Bagaimana dengan kegiatan pramuka kami yang tinggal menghitung hari? Orang tua siswa sudah kembali panik dan mulai "meneror" agar kegiatan pramuka di batalkan. Terang saja, surat edaran kwartir yang kami tunggu pun akhirnya tiba sehingga dapat menenangkan orang tua. Selanjutnya kami disibukkan dengan kegiatan KBM daring yang mau tak mau harus segera dilaksanakan. Tertundalah kegiatan pramuka kami ini sampai Mei.
Masalah baru pun muncul. Bagaimana memberikan nilai pramukanya? Karena tentu saja nilai gong nya ada di kegiatan kemah tersebut. Memutar otak lah kami. Qadarullah, saat saya mengikuti kegiatan webinar dari PBPGRI bertajuk self driving for teachers, saya dipertemukan dengan om Jay. Ya, om Jay yang itu, yang guru blogger yang ada di beberapa tulisan terakhir saya. Beliau sempat mengutarakan tentang inovasi kegiatan pramuka di era daring 4.0. menuju 5.0. Pramuka harus mulai menyesuaikan dan berinovasi di era digital yang serba daring ini. Kebetulan lagi, om Jay ngomporin guru-guru untuk menulis. Tring, aha... bagaimana kalau anak-anak ini kami minta membuat artikel saya. Begitu yang terlintas di benak saya.
Akhirnya kami memberikan tugas pengganti pramuka dengan meminta siswa mengembangkan kemampuan literasi dan kemampuan menulisnya melalui artikel. Karena mungkin tidak semua siswa berminat menulis, akhirnya kami pun memberikan pilihan lain yaitu membuat video yang diunggah ke kanal youtube atau melukis poster yang diunggah di instagram dan diberi caption mengenai pendapat mereka. Ternyata sangat diluar ekspektasi. Banyak yang keren sekali. Berikut contoh karya posternya.
Pengin nangis ga sih melihat pesan gambar dan juga pendapatnya di caption. Bagi saya gambar-gambar itu penuh makna. Walau mungkin insiprasinya bisa dari mana saja, tak masalah yang jelas insight yang mereka dapatkan saya yakin juga luar biasa. Mereka para milenials ini ketika diminta berpendapat sesuka mereka menggunakan media yang mereka senangi ternyata hasilnya sangat kereeeeen. Mungkin selama ini kitalah sebagai guru yang terlalu mengunderestimate anak-anak ini.
Tak kalah, mereka yang menulis artikel pun banyak yang bagus. Karya mereka kami coba abadikan di blog. Sebagai para penulis pemula, itu sudah sangat keren sekali menurut saya. Silakan berkunjung ke https://pramukaskabiyo.blogspot.com/ untuk membaca karya anak-anak kami khususnya yang bertema pramuka.
Menulis tak harus di kertas. Tak harus di blog, media seperti instagram, facebook dan twitter pun sudah banyak dimanfaatkan untuk membuat tulisan. Mereka yang tertarik menulis mungkin akan dengan senang hati menulis berlembar lembar di blog. Tapi mereka yang lebih senang berbicara dengan gambar dan sedikit tulisan bisa memanfaatkan instagram. Mereka yang lebih senang berpendapat melalui suarau bisa memanfaatkan Youtube ataupun podcast. Banyak cara menulis, banyak cara bermanfaat.
Pramuka di era covid, yang serba harus #dirumahaja tetap bisa menebar kebaikan. Tetap bisa mengamalkan dasa dharma. Tetap bisa memenuhi janji tri satya.
Pramuka di era 4.0. menuju 5.0. nanti, inovasi apa yang bisa kita lakukan dengan tetap berpegang pada tri satya dan dasa dharma? Salam pramuka.
-dhe
Magelang, 2 Juni 2020
Tags:
Catatan Harian
0 komentar