Sebuah rangkuman belajar dari kelas menulis "Belajar Menulis Bersama Om Jay" melalui WA grup.
Hari/Tanggal : Senin, 8 Juni 2020
Narasumber : Emi Sudarwati
Tema : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku
Buku adalah bukti sejarah.
Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini.
-Emi Sudarwati-
Setelah minggu lalu kami mendengarkan tuturan penuh inspirasi dari ibu Kanjeng, malam ini, di kelas belajar menulis, kami kedatangan narasumber keren dari Jawa Timur. Ibu guru bahasa jawa yang juga bergerak aktif sebagai penggiat literasi guru dan siswa juga akan bercerita mengenai pengalamannya menerbitkan ratusan buku. Wooah. Apalah kita eh saya yang baca saja susah, belajar menulis saja angin-anginan. Apa tidak tertampar tu. Plak plak plak.
Inilah ibu Emi Sudarwati, sang juara I Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional kategori SORAK (Seni, Olahraga, Agama, Muatan Lokal dan Bimbingan Konseling). Selain juara I Inobel tentu saja prestasi lainnya sangat bejibun sekali. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai karya dan prestasi ibu Emi, berikut saya sertakan biodata lengkap ibu Emi Sudarwati yang dapat di unduh di sini. Mari kita mulai berbagi ceritanya bu Emi yang sangat inspiratif.
|
Ibu Emi Sudarwati dan Karya Terbarunya (pict. source: Emi Sudarwati)
|
Awal PerjalananMengawali perjalanan karir kepenulisannya yang cemerlang, ibu Emi bergabung dengan kelompok penulis PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro). Di kelompok ini, bu Emi bertemu dan berkenalan dengan penulis-penulis senior yang hebat. Dari kelompok ini pula bu Emi tercerahkan jika ternyata hasil karya siswa yang dikumpulkan dapat diterbitkan dalam bentuk buku ber-ISBN.
Pada tahun 2014, buku karya pertamanya bersama siswa terbit dan mendapat sambutan luar biasa baik dari pihak sekolah maupun dinas. Buku ini berisi kumpulan Cerkak (cerita cekak) atau cerpen berbahasa Jawa karya bu Emi dan siswanya. Kumpulan cerkak berjudul LUNG ini, banyak menginspirasi sekolah-sekolah di Bojonegoro bahkan ke Kabupaten lainnya setelah banyak media yang mengangkatnya.
Menjadi Juara Inobel Nasional
Berawal dari dukungan sekaligus desakan kepala sekolahnya dulu, di tahun 2015 bu Emi mengirimkan karya inovasi pembelajaran ke tingkat nasional. Inobel yang menurut bu Emi dikerjakan setengah hati itu ternyata bisa lolos menjadi finalis dan membawa bu Emi ke Jakarta. Pengalaman selama di Jakarta ini sangat mengesankan, sehingga di tahun selanjutnya beliau kembali mengirimkan karya Inobelnya yang sudah di revisi. Kalau yang setengah hati saja jadi finalis apalagi ini yang dikerjakan sepenuh hati. ya kan. Benar saja, karya tersebut mendapatkan juara I. Mantaaap jiwaa.
Selain itu, bu Emi juga mengikuti sayembara di Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) atas rekomendasi teman-temannya di kelompok PSJB tadi. Bu Emi mendapatkan gelar guru bahasa jawa berdedikasi, yang mana membuat bu Emi merasa harus semakin giat menularkan virus literasi baik kepada siswa maupun guru di seluruh Indonesia.
Menerbitkan Ratusan Buku
Kiprah bu Emi di dunia literasi tidak hanya berkutat pada lomba dan sayembara, beliau juga sangat aktif menulis buku dan menerbitkannya. Naskah inobelnya telah dituangkan dalam jurnal nasional DEDAKTIKA. Setiap pengalaman hidup bu Emi juga tak luput dituangkannya dalam buku. Bahkan beliau dapat menyusun sebuah buku dari liburan singkatnya di Singapura.
Selain buku-buku tunggalnya, beliau juga menerbitkan banyak buku kolaborasi. Kolaborasi dengan siswanya lah. Kolaborasi dengan teman-teman guru finalis inobel lah. Bahkan melalui kolaborasinya dengan para finalis inobel yang diberi nama Patungan Buku Guru Inspiratif, dapat melahirkan ratusan buku. Rupanya setelah patungan menulis buku, lahir pula buku-buku lainnya, seperti Satu Buku Guru Indonesia dan Satu Buku Siswa Indonesia. Mantuuuul.
Sampai saat ini, ibu Emi masih aktif menulis dan menerbitkan buku. Baik itu buku tunggal, buku patungan dengan siswanya, ataupun buku patungan bersama Patungan Buku Inspiratif (gubahan nama dari Patungan Buku Guru Inspiratif). Bu Emi juga aktif menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang. Pantas saja namanya tercantum dalam ratusan buku, nulisnya buanyaaaak dan tidak pernah berhenti.
Tips n Trik Ala Bu Emi
Membahas cerita pengalaman inspiratif, tidak afdhol rasanya jika tidak ada tips n trik. Yakan yakan. Tips n Trik ini tentu saja saya rangkum dari tanya jawab kelas yang selalu ramai.
Trik Menjadi Juara dalam Lomba
- Tidak mudah menyerah
- Terus belajar
- Terus memperbaiki karya
- Mendengarkan masukan/ kritik dan saran
Menulis Menggunakan Bahasa Daerah- Jangan terpaku pada referensi berbahasa daerah yang bersangkutan
- Perbanyak referensi berbahasa Indonesia dan bahasa asing juga
- Gunakan dialek baku (biasanya ada di buku mata pelajaran) jika buku yang disusun buku ilmiah
- Bisa menggunakan dialek wilayah tertentu sesuai sasaran jika buku berupa karya fiksi
- Jangan ragu menyisipkan bahasa Indonesia atau bahasa lain dalam buku berbahasa daerah
Membiasakan Siswa Mau dan Senang Menulis
- Sebelum pelajaran minta 1 siswa untuk membaca cerita, yang lain mendengarkan
- Setelah selesai, semua siswa membuat ringkasan dari cerita yang dibacakan
- Secara acak, siswa membacakan ringkasannya di depan kelas
- Konsisten agar semakin lama terbangun kultur membaca dan menulis
Agar Bisa Merangkai Kata dengan Baik- Baca
- Baca
- Baca dst baca
- Perbanyak Membaca
- Tulis
- Edit
Saran semua penulis hebat setiap ditanya hal serupa, jawabannya baca, baca, baca, baca, nulis, nulis, nulis. Kita sudah tahu tapi sering denial dan menyangka selalu ada cara mudah dan tidak repot. Ini saya ngomong sama diri saya sendiri. Tapi pembaca Petrichor Story boleh ikut baca kok :D Sesi curhat selesai. Lanjuuuut.
Saat Jenuh Nulis?
- Cari hiburan, silakan aja bebas. Apa yang membuat kita terhibur, lakukan.
- Hanya menulis 10-20 menit perhari tapi konsisten jadi meminimalisir kejenuhan. Kenapa? Dengan hanya meluangkan waktu paling banyak 20 menit kita masih punya waktu lebih dari 23 jam untuk melakukan aktivitas kita yang lain. INGAT KUNCINYA KONSISTEN! (mon maap capslock jebol)
- Menulis di berbagai media, laptop, HP, diary, blog, aplikasi menulis lainnya, sosmed dll.
Agar Motivasi Selalu Terbangun- Tentukan alasan menulis
- Menulis tidak butuh waktu khusus tapi rutin setiap hari. Nah ini personal ya. Kalau kita merasa butuh waktu khusus, maka selalu luangkan waktu di waktu khusus tersebut.
- Rutin, Rutin, Rutin, alias KONSISTEN
- Nulis aja yang disuka. Ingat setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri.
Mau menerbitkan buku sendiri?Nah bagi yang mau menerbitkan buku sendiri, Bu Emi punya penawaran menarik ni. Silakan disimak gambar di bawah ini.
Terakhir, ini adalah kesimpulan sekaligus motivasi yang dituturkan oleh bu Emi tanpa saya olah kata ulang lagi.
Buku adalah bukti sejarah. Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Oleh karena itu, saya ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri. Semoga buku sederhana ini mengispirasi banyak orang.
Bagaimana pengalaman bu Emi di atas? Sangat menginspirasi tentunya. Siapa yang samaan dengan saya, kalau semakin terpacu menulis dan menerbitkan buku? Tulis di kolom komentar ya. :D
#salamliterasi
-dhe
Magelang, 8 Juni 2020
18 komentar
luar biasa prestasinya, dan mari kita belajar pada bu emi
ReplyDeleteSiap Om Jay
DeleteTerimakasih sudah berkunjung.
prestasi yang luar biasa....dan tulisan Om Jay yang juga luar biaasaaah..
ReplyDeleteMantap mantap,, beliau berdua sangat luar biasa.
DeleteTerimakasih sudah berkunjung bu Syarifah.
Mantul
ReplyDeleteAlhamdulillah,terimakasih sudah berkunjung pak suryan.
DeleteMantap. Lanjutkan
ReplyDeleteSiap bu Emi. Terimakasih sudah menginspirasi dan menyempatkan membaca.
DeleteHebat Luar Biasa
ReplyDeleteSemangat, Harapan akan didapat
Siap, semangat. Aamiinn. Terimakasih sudah berkunjung. pak/ibu nggih?
DeleteMntpp.bu Ratna
ReplyDeleteSiap, terimakasih pak Nengah.
DeleteSelalu semangat ..kalau membaca resumenya bu dhevi ..luar biasa ..mantap bu
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih sudah mendukung bu fitri. Bu fitri juga luar biasa.
DeleteHebat 💯
ReplyDeleteAlhamdulillah, masih belajar pak. Terimakasih sudah berkunjung pak Andi.
DeleteLengkap Bu.... Semangat menulis lagi...dan lagi
ReplyDeleteSiap bu, semangat.
ReplyDeleteTerimakasih sudah berkunjung bu Endang.